Takengon, 15 April 2016
Hari ini
adalah hari terakhir saya bekerja di Takengon, Aceh Tengah. Ini pertama kali saya
merasakan rotasi pekerjaan, mungkin wajar agak sedikit melankolis. SPT yang
baru menugaskanku pindah proyek ke Jalan tol Kuala Namu MKTT paket-5 Perbaungan
Sumatera Utara. Sudah 3(tiga) tahun 7(tujuh) bulan saya bekerja di Tanoh Gayo
ini.
Alhamdulillah,
saya ingin menjadi pribadi yang tidak pernah menyempitkan ruangan di hati untuk
terus bersyukur.
Untuk
sedikit mengenang semua hal yang pernah saya alami di sini. Saya datang ke
Takengon pada tanggal 9 September 2012, menaiki bus Kurnia dari Medan. Bus
Kurnia pada saat itu adalah bus utama lintas Aceh Tengah-Medan, sebelum
sekarang banyak transportasi bus bersaing dengan pelayanannya dan kurnia
terkesampingkan.
Indra lah mengajak saya pertama
kali ke PP (perusahaan yang saya harapkan untuk saya berbuat banyak bagi
Indonesia).
Pagi itu,
bus berhenti. Lantunan lagu “Welcome to
the Hotel California. Such a lovely place (Such a lovely place)”, diiringi
dengan pintu bus yang terbuka otomatis. Hehe, malam itu adalah malam pertama saya
naik bus. Indra dan Bang Mulya sudah menunggu di luar. Pagi itu pukul 7.30,
suhu dingin Aceh Tengah menjamah, dan mulailah tubuh saya mengeluarkan semua kemampuan
untuk beradapatasi dengan Negeri di Atas Awan ini. Hingga saat ini, dingin ini
masih terasa.
Mengulas
tentang proyek, saya bekerja sebagai staff teknik karyawan kotrak di PT.PP
(Persero),Tbk pada proyek pembangungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Peusangan yang nantinya akan menghasilkan energi listrik sebesar 88MW dengan
dua Power House. Proyek ini dimulai pada Mei 2011, dan saat ini progressnya sekitar
55% secara keseluruhan. Proyek yang bernilai 1,4 T adalah proyek dengan dana
bantuan pinjaman (loan) negara Jepang dan dana dari PLN. Diawasi oleh konsultan
dari luar negeri Nippon Koei. PP (perusahaan BUMN lokal) bekerja sama secara JV
dengan Hyundai (Perusahaan Korea). Untuk saat ini proyek ini sudah mendapat
persetujuan perpanjangan kontrak hingga 2018, pada bulan januari yang lalu.
Saya banyak berterimakasih pada
semua rekan-rekan yang telah banyak memberikan warna baru dalam hidup saya, untuk
semua karyawan yang saya ingat, mungkin beberapa tahun ke depan akan sulit
untuk mengingatnya. Indra, pak rusdani, pak helmi, pak paber, pak sugeng, pak
edi, pak zulham, bu beti, bu iko, bu as, pak suratman, pak farid, hermawan,
eriza, pak fadhil, pak krisdiyono, pak suyono, pak Jul, pak maringan, kak rina,
ilham, sopian, mulia, pak udin, masdi bg udin, pak salamun, pak joko, yuda,
kiki, febriko, baim, pak arifani, bg adi, ndaru, hengki, satrio, pak heriadi,
mandor ali, mandor rancung, frans, pak hendra, pak bambang, marwan, bang irwan,
ridwan, kawan sekamar eko dan nawir, wanda, marhaban, asrul, budi, topan, pak
yuwono, pak budi arkeolog, pak harso, bang juska, bg rudi, bg jal komandan,
bang deni, farhan security, hendri, samsul, bang chandra bali, chandra pak edi,
pak usop, bang abu, bg joko, bg sayuti, nasran, pak tjuk, bg ramli, pak ukar,
pak gatot, bg acong, pak tarso, bg buyung, pak muhammad, bg rahman, daniel
tasmi, bunda mie ayam, rere, icha, sultan, bg rahmat, iis, ina , eli, lili,
musdalifah, bg ali, hong, konsultan, pak mansur, nismiya, kodama, yamakawa,
ueda, takao, takahashi, pak dasril, pak agus lab, pak agus widodo, bg agus
pelksana, pak ikhlas, pak untung, yamada, kak adis, kak ria, PLN, iko, samuel,
firdaus, bg nanda.Anak anak PKL, Icha, dita, reta, rahmat, heri, naim, dll.
Beraneka ragam sifat manusia
dikumpumpulkan dalam suatu lokasi dengan tujuan sama. Hampir semua bekerja
mencari rezeki untuk anak, istri dan keluarga di rumah, karyawan yang bekerja
sebagai lompatan karir, ada juga yang bekerja benar untuk masa depan Indonesia
dengan sumber energi baru. Semuanya dalam rangka untuk bekerja. Semuanya untuk
beribadah, karena kerja itu adalah ibadah. Termasuk saya pekerjaan semata-mata
untuk beribadah.
